Pangkalpinang warta-one.com — Komoditas cabe masih menjadi momok serius bagi angka inflasi yang terjadi sampai minggu kedua Januari 2023. Dalam keterangan persnya, Bank Sentral mengatakan bahwa dari Survei Pemantauan Harga pada Minggu II Januari 2023, perkembangan harga sampai dengan minggu kedua Januari 2023 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,41% (mtm), Sabtu 14 Januari 2023.
“Komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan minggu kedua yaitu cabai rawit 0,07% (mtm), cabai merah 0,06% (mtm), bawang merah 0,05% (mtm), beras 0,04% (mtm), rokok kretek dengan filter 0,03% (mtm), emas perhiasan 0,02% (mtm), serta bawang putih, kangkung, tahu mentah, daging ayam ras, bayam, nasi dengan lauk, rokok kretek dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm),” tulis pers release yang dirilis oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Erwin Haryono.
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu bensin -0,06% (mtm), telur ayam ras, angkutan udara masing-masing sebesar -0,03% (mtm) dan tomat -0,01% (mtm).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
“Untuk nilai tukar rupiah, pada pagi hari Jumat, 13 Januari 2023. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.200 per dolar AS.
Yield SBN 10 tahun turun ke 6,61%. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 86,82 bps per 12 Januari 2023 dari 92,63 bps per 6 Januari 2023,” sambung Erwin Haryono.
Selain itu, data transaksi 9-12 Januari 2023, non residen di pasar keuangan domestik beli neto Rp9,95 triliun (beli neto Rp12,36 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp2,42 triliun di pasar saham).
“,Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 12 Januari 2023, non residen beli neto Rp16,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp5,32 triliun di pasar saham,” pungkas keterangan pers. (lh/bi)