Warta DaerahWarta Utama

Wadidaw !! Oknum Warga Ini Seperti Sinyu di Tambang Ilegal HL Desa Ketap 

Dalam obrolan warung kopi di Bangka Belitung, sering dibahas idiom kalimat : dia yang jadi Sinyu dia juga jadi banditnya. Artinya kurang lebih seperti ini : dia yang berlagak seolah-olah pahlawan padahal dialah yang jadi penjahat utamanya.

Pangkalpinang — Lezatnya uang hasil perputaran bisnis timah memang mampu menina-bobokan siapa saja, tak terkecuali warga yang sehari-hari justru terkesan anti penambangan. Beberapa kali malah terlihat di lokasi penggerebekan atau razia tambang misalnya. Akan tetapi harumnya lembaran kertas merah bergambar dua bapak bangsa Soekarno-Hatta diyakini mampu merontokkan rasa malu siapapun, tak terkecuali oknum warga Desa Ketap, bernama Alam, Jumat 14 April 2023.

video lokasi penambangan ilegal desa ketap

Informasi soal keterlibatan oknum warga dalam pusaran bisnis timah ilegal ini, secara tak sengaja diperoleh wartawan ketika sedang bertanya pada salah seorang warga pendatang di soal ramainya lokasi penambangan timah ilegal di Tambang Besar daerah Air Merah. 

“Oh, kalau yang membeli timahnya Pak Alam, dia juga boss besar di Ketap, rumahnya saja megah pak, kenapa kok tanya-tanya soal beliau?” kata warga pendatang yang berkeberatan namanya dimasukan dalam pemberitaan. 

Selain mengungkapkan informasi siapa saja aktor yang bermain di kawasan Tambang besar Air Merah, sumber juga mengatakan bahwa ponton-ponton yang bekerja dalam kawasan Hutan Lindung desa Ketap, dikatakan menghasilkan pasir timah dalam tonase yang lumayan. 

Lingkungan Dirusak, Para Oknum Pesta Pora Merampok Deposit Timah Babel

“Satu ponton dalam seharinya bisa empat atau lima kampil pasir timah. Udah gitu kan koordinasi dari boss lancar, jadi kami gak takut ada razia  Makanya kalau yang lain kena razia kita sih tetap jalan pak,” urai sumber lagi. 

Papan plang yang menyatakan sebagian wilayah Desa Ketap masuk kedalam kawasan Hutan Lindung

Terpisah, KPHP Jebu Bemban, Panji ketika dikonfirmasi terkait dugaan aktivitas ilegal yang masuk dalam kawasan HL Ketap mengaku terkejut dan akhirnya mengungkapkan bahwa jika persoalan seperti permasalahan tambang ilegal ini terus menerus muncul ke publik, otomatis akan mempengaruhi raport instansi yang dipimpinnya. 

“Baik bang, terima kasih infonya. Mohon beri saja koordinatnya bang, Jujur saja bang kalau masalah seperti tambang ilegal sangat mengganggu kinerja kita, ya otomatis lah bang instansi kami jadi sorotan. Banyak pikiran liar, kami dapat bagian juga  Makanya tolong abang kasih koordinatnya ke saya, agar segera saya kirim petugas kesana, oia saya terima kasih sudah diberi info soal adanya penambangan ilegal di dalam kawasan HL Ketap,” sebutnya. 

Selain itu, salah seorang penambang yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah warga pendatang (sumber redaksi) tadi, menambahkan bahwa dirinya mengaku tak kaget lagi jika pada akhirnya aktivitas yang berada di dalam kawasan HL desa Ketap Jebus Bangka Barat, mengundang banyak pihak untuk mencari tahu kegiatan tersebut. 

“Bayangkan saja pak, di lokasi tuh ada empat excavator yang beroperasi secara gantian. Pernah saya tanya kalau per jam nya satu excavator dikenakan tarif satu juta rupiah, alangkah berduitnya pak itu koordinator alat yang masukin PC kesitu. Dengar-dengar orang dari Pangkalpinang koordinator PCnya,” ungkap sumber. 

Selain perihal sewa alat berat yang sangat mahal tadi, DS -pekerja tambang yang dengan fasih mengungkapkan praktek kemaruk koordinator alat berat- justru di sesi berikutnya dengan cengengesan malah memberi informasi soal adanya praktek pungli di lokasi. 

“Kalau biaya masuk per ponton empat juta pak, terus ada fee 15 ribu rupiah yang dipotong dari harga pasir timah penambang waktu mereka menjual ke kolektor sekaligus pemodal, Alam,” imbuhnya. 

Sosok Mirip Seperti Oknum Warga (Alam) Sempat Terlihat Dalam Razia di Kuarsa

Dalam investigasi yang dilakukan oleh tim media, ditemukan fakta bahwa sosok mirip dengan Alam ini terlihat berada dalam sebuah mobil yang datang bersama petugas Polsek Jebus dan Polres Bangka Barat pada razia ke kawasan Kuarsa beberapa hari lalu. 

Dengan bangunan puzzle seperti itu sebenarnya mudah disimpulkan, bahwa informasi yang diberikan oleh oknum warga desa Ketap, Alam kuat dugaan merupakan bentuk pengalihan agar petugas tidak merazia ke lokasi Tambang Besar Airmerah yang masuk dalam kawasan HL desa Ketap. (tim media/lh/fk) 

Sign up for a newsletter today!

Want the best of NewsyFeed Posts in your inbox?

You can unsubscribe at any time

What's your reaction?

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts

No Content Available