BeritaWarta BisnisWarta DaerahWarta NusantaraWarta Utama

Invest 200 Milyar, Pabrik Wood Chip Terbesar Ada di Bangka Belitung

WartaOne.com, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (“Perseroan” atau “OASA”) memantapkan komitmennya membantu pemerintah dalam memanfaatkan sumber-sumber alternatif energi terbarukan (ET), guna memenuhi kebutuhan energi listrik. Misalnya, dengan pemanfaatan biomassa melalui skema co-firing bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di sejumlah daerah. Bekerja sama dengan Koperasi Energi Terbarukan (Kopetindo) dan didukung pemerintah daerah Kabupaten Bangka, Perseroan melalui anak usahanya, PT Mentari Biru Energi siap meningkatkan dan mengembangkan produksi wood chip, produk biomassa untuk keperluan co-firing PLTU barubara.


Hari ini, Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar didampingi pejabat Kabupaten Bangka meresmikan dimulainya pembangunan pabrik wood chip terbesar untuk co-firing pembangkit listrik PLN di pulau Bangka. “Sejalan dengan peningkatan kebutuhan biomassa untuk kebutuhan program co-firing PLTU batubara, kami sedang kembangkan fasilitas produksi wood chip dan wood pellet di kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung propinsi Bangka Belitung dan di propinsi Nusa Tenggara Barat,” kata Bobby Gafur Umar, Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk kepada wartawan, usai acara di Bangka, Senin (10/7).


Dijelaskan oleh Bobby, pihaknya melalui PT Mentari Biru Energi akan mengembangkan kapasitas pabrik wood chip di Kabupaten Bangka dan Sumbawa Barat, NTB, serta pabrik wood pellet di daerah yang sama. “Untuk pabrik wood chip dan wood pellet di Bangka, investasinya akan mencapai Rp.200 milyar dalam dua tahun ini,” katanya.

Ia menambahkan, produk wood chip dan wood pellet di Bangka Belitung dan NTB, selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga akan diekspor ke Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok. “Tentunya prioritas untuk keperluan PLN, dalam hal ini untuk co-firing PLTU Air Anyir di Bangka Belitung dan juga PLTU Sumbawa,” kata Bobby.


Melalui investasi ini, kapasitas pabrik baru di Bangka Belitung akan meningkat dari saat ini 1.500 ton per bulan menjadi 6.000 ton per bulan. Ia menjelaskan, progress pembangunan pabrik tersebut cukup menggembirakan. “Tahap pengadaan lahan dan persiapan desain pabrik sudah selesai. Hari ini kita mulai meresmikan dimulainya pembangunan pabrik wood chip di sini, di Bangka Belitung,” kata Bobby, seraya menambahkan bahwa pengembangan unit usaha yang sejenis di NTB, juga tengah dipacu. “Di NTB, kami bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah, yakni PT Gerbang Entebe Emas, kita tingkatkan kapasitasnya menjadi 2.000 ton per bulan,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Bobby, produk wood chip tersebut nantinya akan digunakan oleh PLTU Bangka di kawasan Air Anyir, Bangka sebagai campuran batubara dengan target campuran 15 persen. “Besaran campuran ini merupakan yang tertinggi di Indonesia, sehingga diharapkan dapat menurunkan emisi karbon di PLTU Bangka, yang nantinya juga dapat memperbaiki kualitas udara di daerah ini,” ujarnya.

Seluruh produk biomassa yang akan dihasilkan oleh pabrik tersebut nantinya akan dibeli oleh PT Bakti Energi Sejahtera, anak perusahaan YPK (Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan) PLN. Panandatanganan naskah kerjasama antara PT Maharaksa Biru Energi Tbk dengan PT Bakti Energi Sejahtera selaku off taker juga telah ditandatangani oleh Bobby Gafur Umar dengan Lutfi Nazi, Direktur Utama PT Bakti Energi Sejahtera, di Bangka dihadiri Bupati Bangka H. Mulkan SH.

Paling Sedikit 20 Persen

Pada kesempatan tersebut Bobby menekankan pentingnya dorongan pemerintah dalam mengembangkan investasi di bidang biomassa khususnya dalam hal pengembangan wood chip dan wood pellet sebagai produk pendukung energi terbarukan. Dalam konteks ini, ia menilai bahwa harga penjualan wood chip di dalam negeri saat ini tidak terlalu menarik untuk menjaring minat investor.

Menurut Bobby, apabila pemerintah ingin menjadikan pemanfaatan wood chip dan wood pellet sebagai “program nasional”, maka sudah seharusnya pemerintah menaikkan harga produk tersebut. “Menurut kami, harusnya dinaikkan paling sedikit 20 persen,” ujar Bobby.

Hal penting yang juga tak bisa dilupakan, menurut dia, adalah menjaga keberlangsungan pasokan bahan baku untuk kedua pabrik. “Tentunya kami juga menyiapkan program penanaman kembali tanaman-tanaman yang bisa menghasilkan bahan bakunya, misalnya akasia, kaliandra dan kenaf. Kami bekerja sama dengan Kopetindo atau Koperasi Energi Terbarukan Indonesia yang memang sudah berpengalaman,” ujar Bobby menambahkan.

Kinerja PT Maharaksa Biru Energi Tbk sendiri dalam beberapa tahun terakhir semakin membaik. Sejalan dengan kenaikan pendapatan pada tahun 2022, Perseroan berhasil mencetak keuntungan bersih sebesar Rp.4,4 milyar. “Atau laba Rp.14,13 per saham pada tahun 2022, dibandingkan dengan laba netto sebesar Rp.1,3 milyar atau laba Rp.3,63 per lembar saham pada tahun 2023,” kata Bobby.

OASA Dan Biomassa

Sejak  Bobby Gafur Umar menguasai mayoritas kepemilikan PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) pada tahun 2021, ia melalui PT Indoplas Energy kemudian mengembangkan usaha energi terbarukan (ET). Ke depan, dalam roadmap-nya, PT Maharaksa Biru Energi Tbk akan dikembangkan sebagai perusahaan Energi Terbarukan (ET), ‘environmental technology group of companies’ yakni perusahaan yang mem-fokuskan bisnisnya pada sektor lingkungan yang didukung teknologi tepat-guna. OASA juga akan memanfaatkan tren program ekonomi hijau, termasuk di sektor-sektor ekonomi di mana sejumlah investor atau lembaga keuangan kini menyasar ke pembiayaan hijau.(rd)

Sign up for a newsletter today!

Want the best of NewsyFeed Posts in your inbox?

You can unsubscribe at any time

What's your reaction?

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts

No Content Available