Total dana mencapai 3,2 M, masjid dalam posisi terbengkalai
Pangkalpinang — Rapat soal pembangunan Masjid Thoriqul Jannah di Kacang Pedang Pangkalpinang yang digelar jamaah masjid, berlangsung alot dan ricuh. Pasalnya, panitia pembangunan Masjid terkesan menutup-nutupi perihal penggunaan dana pembangunan Masjid sebesar 3,2 Miliar rupiah, Sabtu 6 Mei 2023.
“Saya atas nama jamaah Masjid izin pada Ketua untuk menanyakan tiga pertanyaan, pertama soal Gambar maket masjid 15 x 20 bukan seperti itu maksudnya. Kalau memang cuma 15 x 15 cukup, pakai ukuran yang itu saja. Kedua, biaya pembangunan masjid sudah mencapai hampir 3 miliar tapi belum selesai. Dan yang ketiga ada sumbangan dari jamaah sebesar 2,5 juta tetapi sampai di kas masjid cuma 500 ribu, itu bagaimana pak?” sebut jamaah.

Rapat yang dipimpin langsung oleh ketua pembangunan masjid, Junaidi, Bendahara, Effendy dan dua perwakilan kontraktor pembangunan Masjid, satunya bernama Aji, satunya lagi tidak mau menyebutkan namanya.
Sesi tanya jawab berkembang makin memanas ketika salah satu jamaah lain terus menanyakan beberapa kejanggalan, dalam proses pembangunan Masjid yang sudah berlangsung selama 2 tahun 5 bulan. Bahkan, dengan nada tinggi, jamaah tadi secara terus terang langsung menuding indikasi penggelapan uang.

“Sekarang saya mau tanya ke bapak, dalam kesepakatan awal, pemborong minta DP 10% dari 3 miliar, tapi faktanya 500 juta Pemborong menyanggupi pembangunan jika terkendala biaya diselesaikan sesuai RAB, tapi sekarang mana buktinya? Atap masih bocor, satu tiang dalam masjid masa selesai sampai empat bulan? Kontraktor ini bagaimana?” ucap jamaah.
Rapat yang digelar selama hampir dua jam tadi, dihadiri oleh enam pengurus pembangunan masjid serta puluhan jamaah termasuk ibu-ibu pengajian.
Di ujung acara, jamaah lain yang rumahnya berdekatan dengan Masjid Nurjannah dengan lugas meminta agar ketua pembangunan Masjid beserta pihak kontraktor, untuk menghentikan sementara semua kegiatan sampai jamaah menerima laporan pertanggungjawaban dana sebelumnya.
“Pak ya begini ya pak, kalau bapak perlu tahu setiap rapat, sudah tiga kali rapat ya, saya detil mencatat apa saja yang dibahas dalam rapat. Jadi, saya perhatikan sudah banyak penyimpangan yang dilakukan. Contoh, saya beberapa kali temukan ada pengiriman material sumbangan jamaah, begitu sampai di masjid kok malah dibawa keluar, saya tanya ini mau kemana? Katanya ini dibawa dulu oleh kontraktor karena ada proyek lain. Kan tidak benar seperti itu pak,” beber mantan lurah tersebut.
Media kemudian berupaya mewawancara pada pihak kontraktor. Sayangnya ketika ditunggu di depan pintu masjid, pihak kontraktor raib bagai hilang ditelan bumi. Begitupun ketua panitia yang terkesan tidak bersahabat dari awal kedatangan media. Namun akan terus diupayakan agar berita berimbang. (lh/tim)